Di tengah dinamika sosial dan politik yang terus berkembang, peran generasi muda menjadi krusial dalam menentukan arah masa depan bangsa. Indonesia, dengan bonus demografinya, memiliki potensi besar yang terletak di tangan para pemudanya. Namun, potensi ini perlu diarahkan pada tujuan yang konstruktif, salah satunya adalah membangun budaya damai dan antikekerasan. Bhaskara Ahimsa Indonesia percaya bahwa pemuda adalah agen perubahan yang memiliki kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai luhur ini dalam kehidupan bermasyarakat.
Konsep ahimsa, atau antikekerasan, yang menjadi landasan kami, bukanlah sekadar cita-cita utopis. Ia adalah sebuah prinsip yang dapat diwujudkan melalui tindakan nyata sehari-hari. Generasi muda dapat memulainya dari lingkungan terdekat, seperti keluarga, sekolah, dan komunitas. Dengan menolak perundungan, menyebarkan narasi positif di media sosial, dan aktif dalam dialog antar kelompok, pemuda dapat menjadi pelopor dalam menciptakan ruang-ruang aman yang bebas dari kekerasan.
Lebih jauh lagi, keterlibatan pemuda dalam program-program pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. Ketika pemuda ikut serta dalam kegiatan yang meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan, dan menumbuhkan empati, mereka tidak hanya mengembangkan diri sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Program-program seperti pelatihan kepemimpinan, lokakarya kewirausahaan sosial, dan kegiatan seni budaya dapat menjadi sarana efektif untuk menyalurkan energi pemuda ke arah yang produktif dan damai.
Masa depan Indonesia yang damai dan sejahtera tidak akan terwujud tanpa partisipasi aktif dari generasi mudanya. Oleh karena itu, Bhaskara Ahimsa Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi para pemuda agar mereka dapat mengambil peran sentral dalam gerakan ini. Dengan semangat ahimsa, mari kita bersama-sama memberdayakan generasi muda untuk membangun Indonesia yang lebih adil, harmonis, dan penuh welas asih.